Kamis, 24 November 2011

Sejarah Keperawatan pada Masa Perkembangan Kekuasaan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.
Pada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat mengalami perubahan, dari orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi kepada kekuasaan, yaitu: perang, eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme. Pada masa itu telah terjadi kemunduran terhadap perkembangan keperawatan, dimana gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, sehingga tenaga perawat sangat jauh berkurang. Untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut maka digunakanlah bekas wanita jalanan (WTS) yang telah bertobat bekerja sebagai perawat, sehingga derajat seorang perawat turun sangat drastis dipandangan masyarakat saat itu.

1.2  Tujuan Penulisan
·         Untuk mengetahui sejarah keperawatan pada masa perkembangan kekuasaan,
·         Penambah bahan bacaan tentang sejarah keperawatan
·         Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
·         Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen pembimbing

1.3  Sistem Penulisan
Tim penyusun menggunakan sistem penulisan meliputi:
Ø  Metode Induktif
Menyimpulkan masalah dari yang khusus sampai menerangkan yang umum. 
Ø  Metode Deduktif
Menyimpulkan masalah dari yang umum sampai yang khusus. 
Ø  Metode Sebab Akibat
Membandingkan masalah yang sama dengan masalah yang lain.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Sejarah Keperawatan pada Masa Perkembangan Kekuasaan
Pada pokoknya keperawatan mengalami kemajuan dan kemunduran yang drastis pada masa perkembangan kekuasaan ini, dimana pada masa perkembangan kekuasaan ini banyak terjadi perang, dan semangat kolonial.
Sebagai contoh yang di ambil adalah perkembangan keperawatan yang terjadi di Indonesia, yakni ketika Indonesia masih dijajah oleh Negara-negara Eropa.
Tim penulis memperoleh bahan-bahan makalah dari buku Konsep Dasar Keperawatan melalui tinjauan pustaka dan mengambil dari internet dengan situs yaitu:
-          www.google.co.id
-          www.yahoo.com

BAB III
PEMBAHASAN

Pada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.

Pengaruh perang salib terhadap keperawatan :
a.       Mulai dikenal konsep P3K
b.      Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi perawat dibidang sosial.

Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkembangan keperawatan :
1.      Hotel Dieu di Lion
Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat. Selanjutnya pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui pendidikan keperawatan di RS ini

2.      Hotel Dieu di Paris
Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis, orde agama dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang bebas. Pelopor perawat di RS ini adalah Genevieve Bouquet

3.      ST. Thomas Hospital (1123 M)
Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini perawat mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di Turki. Hal tersebut memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus meningkatkan status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama “ The Lady of the Lamp”.

Perkembangan keperawatan di Inggris
Perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami, karena Inggris melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di Florence (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris. Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence mengikuti kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di Paris, dan setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.
Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence bersama 38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman, telah terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan indikator angka kematian turun sampai 2%.
Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris mengalami perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan Florence membuka sekolah perawat modern. Konsep pendidikan Florence ini mempengaruhi pendidikan keperawatan di dunia.
Kontribusi Florence bagi perkembangan keperawatan antara lain :
a.       Nutrisi merupakan bagian terpenting dari asuhan keperawatan.
b.      Okupasi dan rekreasi merupakan terapi bagi orang sakit
c.       Manajemen RS
d.      Mengembangkan pendidikan keperawatan
e.       Perawatan berdiri sendiri berbeda dengan profesi kedokteran
f.       Pendidikan berlanjut bagi perawat.

Perkembangan keperawatan di Indonesia
1.       Masa Penjajahan Belanda
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga rumah sakit.
Tahun 1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk memelihara kesehatan staff dan tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda pada masa ini adalah membentuk Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat . Daendels mendirikan rumah sakit di Jakarta,Surabaya dan Semarang tetapi tidak diikuti dengan perkembangan profesi keperawatan karena tujuannya hanya untuk kepentingan tentara Belanda.

2.       Masa Penjajahan Inggris
Gubernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa, yaitu Raffles sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik manusia, ia melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi antara lain;
-          Pencacaran umum
-          Cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa
-          Kesehatan para tahanan

Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk lebih maju. Pada tahun 1819 didirikan Rumah Sakit Stadverband di Glodok Jakarta dan pada tahun 1919 dipindahkan ke Salemba yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun 1816-1942 berdiri rumah sakit–rumah sakit hampir bersamaan yaitu Rumah Sakit PGI Cikini Jakarta, Rumah Sakit ST. Carollus Jakarta, Rumah Sakit ST. Boromeus di Bandung, Rumah Sakit Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah perawat.

3.       Masa Penjajahan Jepang
Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran dan dunia keperawatan di Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatan dilakukan oleh orang-orang tidak terdidik, pimpinan rumah sakit yang tadinya terdiri dari orang-orang Belanda kemudian diambil alih oleh Jepang, dan sebagian lagi oleh bangsa Indonesia. Obat-obatan dirasakan sangat kurang, oleh karenanya wabah penyakit timbul disana sini. Bahan-bahan bakutan sangat kurang, sampai akhirnya dipergunakannya daun pisang dan pelepah pisang.

4.       Masa Kemerdekaan
Keadaan rumah sakit dan keperawatan mengalami kekurangan-kekurangan terutama obat-obatan. Semenjak tahun 1949 Pemerintah mulai membangun dan menyusun kembali perbaikan-perbaikan di lapangan kesehatan, yaitu dengan di bangunnya rumah sakit dan balai pengobatan. Tahun 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat setingkat SMP. Pendidikan keperawatan professional mulai didirikan tahun 1962 yaitu Akademi Keperawatan milik Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat professional pemula. Pendirian Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) mulai bermunculan, tahun 1985 didirikan PSIK (Program Studi Ilmu Keperawatan) yang merupakan momentum kebangkitan keperawatan di Indonesia. Tahun 1995 PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI (Fakultas Ilmu Keperawatan Universtas Indonesia). Kemudian muncul PSIK-PSIK baru seperti di Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada, Universitas Hasanuddin dan lain-lain.
Perkembangan-perkembangan lain tentang pendidikan berjalan terus, usaha perbaikan keperawatan baik di rumah sakit maupun diluar rumah sakitpun dijalankan.

BAB IV
PENUTUP

4.1  Kesimpulan
-          Perkembangan keperawatan di pengaruhi oleh berbagai macam aspek, salah satunya kekuasaan seperti perang dan semangat kolonial.
-     Perkembangan keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh penjajah yaitu, Jepang Belanda dan Inggris
-     Perkembangan keperawatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.

4.2  Saran
-          Dalam penulisan dan penyusunan makalah ini banyak terdapat kesalahan, oleh karena itu  penulis membutuhkan saran dan kritikan dari pembaca
-    Penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat memahami dan memanfaatkan semestinya.
-          Tim penyusun berharap agar makalah-makalah berikutnya bisa lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

·         Alimul, A.H. (2002), Pengantar pendidikan keperawatan. Sagung Seto: Jakarta
·         www.google.co.id
·         www.yahoo.com
·         Alimul, A.H. (2004) Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Makalah Teori Perubahan Rogers

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Teori dan konsep perubahan sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori dan konsep kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan perubahan manusia dan lingkungan sekitar. Suatu perubahan sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat, apalagi jika seorang perawat berhasil menerapkan teori dan konsep perubahan dengan baik dalam masyarakat.

Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun  dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan  perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implisit dan eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk memecahkan masalah.

Maka secara konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah. Keperawatan yang sedang berada pada proses profesionalisasi terus berusaha membuat atau merencanakan perubahan. Adaptasi terhadap perubahan telah menjadi persyaratan kerja dalam keperawatan. Personal keperawatan bekerja untuk beberapa pimpinan, termasuk klien dan keluarganya, dokter, manajer keperawatan, perawat pengawas dan perawat penanggung jawab yang berbeda dalam tiap ship. Perawat pelaksana menemukan peran bahwa mereka berubah beberapa kali dalam satu hari. Kadang seorang perawat menjadi manajer, kadang menjadi perawat klinik, kadang menjadi konsultan dan selalu dalam peran yang berbeda.

Sebagai perawat pelaksana maupun sebagai manajer keperawatan kita perlu membuat perubahan untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan  perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat tentu saja berharap perubahan tersebut jangan sampai menimbulkan konflik. Oleh karena itu, sebaiknya perawat perlu mengetahui teori-teori yang mendasari perubahan.

1.2.  Tujuan Penulisan

a.       Untuk mengetahui teori perubahan menurut Roger.
b.      Untuk mengetahui konsep berubah yang ada dalam pelayan kesehatan.

1.3.  Manfat Penulisan

1.      Mahasiswa dapat mempelajari bagaiman cara menerapkan teori perubahan menurut Roger.
2.      Mahasiswa dapat mempelajari bahkan dapat menerapakan konsep berubah serta bagian-bagiannya dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.


BAB II
TINJAUAN TEORITIS
  
2.1.      Konsep Perubahan

Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide yang menyusun suatu rangka konseptual atau model keperawatan.

Perubahan merupakan suatu proses di mana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status tetap yang bersifat dinamis , artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada , perubahan dapat mencakup keseimbangan personal sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan peribadian atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.

Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang direncanakan yaitu suatu usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu organisasi dengan cara melakukan adaptasi pada perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal maupun internal untuk mencapai sasaran baru. Banyak definisi pakar tentang berubah, dua diantaranya yaitu : 1. Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda  dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987) 2. Berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi (Brooten,1978)

Perkembangan profesi keperawatan tidak terlepas dari konsep perubahan yang dimiliki oleh para praktisi, akademisi atau seseorang yang masih ingin mengembangkan keperawatan, yang memiliki keyakinan dan teori perubahan yang ingin dimilkinya. Sebagai gambaran dalam merubah profesi keperawatan kearah yang lebih profesional.


2.2.      Fungsi Perubahan

Adapun fungsi dari perubahan ialah :
1.      Perubahan ditujukan untuk menyelesaikan masalah.
2.      Perubahan ditujukan untuk membuat prosedur kerja lebih efisien.
3.      Perubahan ditujukan untuk mengurangi kegiatan yang tidak penting.


2.3.      Teori Perubahan Menurut Roger

Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3 tahap perubahan dengan menekankan pada latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan dimana perubahan tersebut dilaksanakan. Roger menjelaskan 5 tahap dalam perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan, evaluasi, mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial and Adoption). Menurut Roger E untuk mengadakan suatu perubahan perlu ada ada langkah yang di tempuh seningga harapan atau tujuan akhir dari perubahan dapat tercapai. Langkah-langkah tersebut antara lain :

1.      Tahap awarness
Tahap ini merupakan tahap awal yang mempunyai arti bahwa dalam mengadakan perubahan di perlukan adanya kesadaran untuk berubah apabila tidak ada kesadaran untuk berubah. Maka tidak mungkin tercipta suatu perubahan.

2.      Tahap interest
Tahap yang kedua dalam mengadakan perubahan harus timbul perasaan minat terhadap perubahan yang dikenal. Timbul minat yang mendorong dan menguatkan kesadaran untuk berubah.

3        Tahap evaluasi
Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap suatu yang baru agar tidak terjadi hambatan yang akan ditemukan selama mengadakan perubahan. Evaluasi ini dapat memudahkan tujuan dan langkah dalam melakukan perubahan.
  
4        Tahap trial
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap suatu yang baru atau hasil perubahan dengan harapan suatu yang baru dapat diketahui hasilnya sesuai dengan kondisi atau situasi yang ada dan memudahkan untuk diterima oleh lingkungan.

5        Tahap adoption
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari perubahan yaitu proses penerimaan terhadap suatu yang baru setelah dilakukan uji coba dan merasakan adanya manfaat dari suatu yang baru sehingga selalu mempertahankan hasil perubahan.


Tahap berubah menurut Roger E

Roger (1962) percaya bahwa proses penerimaan terhadap perubahan lebih kompleks dari tahap yang dijabarkan Lewin (1951). Terutama pada setiap individu yang terlibat dalam proses perubahan dapat menerima atau menolaknya. Meskipun perubahan dapat diterima,mungkin saja suatu saat akan ditolak setelah perubahan tersebut dirasakan  sebagai hal yang menghambat keberadaannya.

Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang terlibat, tertarik, dan berupaya selalu untuk berkembang dan maju serta mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya.


2.4.       Sifat dan Proses Perubahan

Dalam proses perubahan akan menghasilkan penerapan diri konsep atau ide terbaru, Menurut Lancaster tahun 1982,  proses perubahan memiliki tiga sifat diantaranya perubahan bersifat berkembang , spontan dan di rencanakan.
1.      Perubahan bersifat berkembang      
Sifat perubahan ini mengikuti dari proses perkembangan yang baik pada individu, kelompok atau masysrakat secara umum , proses perkembangan ini dimulai dari keadaan atau yang paling besar menuju keadaan yang optimal atau matang ,sebagai mana dalam perkembangan manusia sebagai mahluk individu yang memiliki sifat yang selalu berubah dalam tingkat perkembangan nya.

2.      Perubahan bersifat spontan
Sifat perubahan ini dapat terjadi karena keadaan yang dapat memberikan respon tersendiri terhadap kejadian-kejadian yang bersifat alamiah yang  diluar kehendak manusia yang tidak diramalkan atau diprediksi hingga sulit untuk di antisipasi seperti perubahan keadaan alam, tanah longsor banjir dll. Semuanya akan menimbulkan terjadi perubahan baik dalam diri, kelompok atau masyarakat bahkan pada sistem yang mengaturnya.

3.      Perubahan bersifat direncanakan
Perubahan bersifat direncanakan ini dilakukan bagi individu, kelompok atau masyarakat yang ingin mengadakan perubahan yang kearah yang lebih maju atau mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari keadaan yang sebelumnya, sebagaimana perubahan dalam sistem pendidikan keperawatan di Indonesia yang selalu mengadakan perubahan sejalan dengan perkembangan ilmu kedokteran dan sistem pelayanan kesehatan pada umumnya.


2.5.      Tipe Perubahan

Perubahan merupakan sesuatu yang mungkin sulit diterima bagi seseorang, kelompok atau masyarakat yang belum memahami makna perubahan. Tipe-tipe perubahan sebagai berikut:

a. Tipe indoktrinasi
    Suatu perubahan yang lakukan oleh sekelompok atau masyarakat yang menginginkan pencapaian tujuan yang di harapkan dengan cara memberi doktrin atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah. 

b.Tipe paksaan atau kekerasan
   Merupakan tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan atau kekerasan pada anggota atau seorang dengan harapan tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana 

c. Tipe teknokratik
   Merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai  tujuan yang di harapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak lain untuk membantu mencapai tujuan. 

d.  Tipe interaksional
    Merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok yang berintraksi satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang harapkan dari perubahan.

e. Tipe sosialisasi
    Merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk mencapai      tujuan yang hendak dicapai.

f. Tipe emultif
   Merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuatan unilateral dengan tidak merumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh-sungguh perubahan ini dapat dilakukan pada system diorganisasi yang bawahannya berusaha.

g.Tipe alamiah
   Perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh-sungguh, seperti kecelakaan maka seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendara dan lain sebagainya.



2.6.      Proses Terjadinya Perubahan

Dalam proses perubahan akan terjadi sebuah siklus. Siklus dalam sistem perubahan tersebut itulah yang dinamakan sebuah proses yang akan menghasilkan sesuatu dan berdampak pada sesuatu. Dalam proses perubahan terdapat komponen yang satu dengan yang lain dapat mempengaruhi seperti perubahan perilaku sosial , perubahan structural dan intitusional dan perubahan teknologi.

Proses perubahan dapat saling mempengaruhi komponen yang ada, sebagaimana contoh dengan adanya penemuan teknologi tepat guna,maka di masyarakat akan terjadi perubahan dalam perilaku sosial kemungkinan masyarakat akan menggunakan dari teknologi yang dihasilkan. Perilaku sosial di masyarakat akan dapat berubah struktural institusional dari sistem organisasi yang ada di masyarakat.


2.7.      Motivasi Dalam perubahan

Pada dasarnya setiap manusia mengalami proses perubahan dan memiliki sifat berubah, mengingat berubah merupakan salah satu bagian dari kebutuhan manusia. Berubah timbul karena adanya suatu motivasi yang ada dalam diri manusia. Motifasi timbul karena ada tuntutan kebutuhan dasar manusia sedang kebutuhan dasar manusia yang dimaksud antara lain:

a.       Kebutuhan fisiologis seperti makanan, minum, tidur, oksigenasi dan lain-lain yang secara fisiologis dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidupnya, berdasarkan kebutuhan tersebut, manusia akan selalu ingin mempertahankan hidupnya dengan jalan memenuhi atau selalu mengadakan perubahan.

b.      Kebutuhan aman. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar mendapat jaminan keamanan atau perlindungan dari  berbagai ancaman bahaya yang ada sehingga manusia selalu ingin memenuhinya dengan jalan mengadakan perubahan untuk            mempertahankan kebutuhan tersebut, seperti mendapatkan pekerjaan yang tetap,   bertempat tinggal yang aman dan lebih baik

c.       Kebutuhan sosial. Ketentuan ini mutlak diperlukan karna manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga untuk memenuhi kehidupan sosialnya manusia selalu termotivasi untuk mengadakan perubahan dalam memenuhi kebutuhan seperti  mengadakan kegiatan sosial kemasyarakatan.

d.      Kebutuhan penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin mengadakan penghargaan dimata masyarakat akan prestasi, status dan lain-lain untuk manusia  akan termotivasi untuk mengadakan perubahan.

e.       Kebutuhan aktualisasi diri, Kebutuhan perwujudan agar  diakui  masyarakat akan kemampuannya dan potensi yang dimiliki, akan motivasi seseorang untuk memacu diri dalam memenuhi suatu kebutuhan.


Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul bersama, kebutuhan untuk melakukan kontrol dalam mendapatkan pengaruh dari lingkungan dalam menjalankan sesuatu dan kebutuhan untuk dikasihi dapat menjadikan motivasi tersendiri dalam mengadakan perubahan.

2.8.      Tahap Pengelolaan Perubahan

Pengelolaan perubahan menjadi kompetensi utama bagi manajer perawat saat ini. Ketidakefektifan penerapan perubahan akan berdampak buruk terhadap manajer, staf, dan organisasi serta menghabiskan waktu dan dana yang sia-sia. Pegawai ingin belajar perubahan dari pimpinan. Bolton et al. (1992) menjelaskan 10 tahap pengelolaan perubahan organisasi sebagaimana pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.2 tahap pengelolaan perubahan (bolton et. Al., 1992)
Tahap
Penjelasan

1
Mendefinisikan tujuan perubahan dengan melakukan pengkajian kepada
orang yang layak, menguji dokumen, dan menulis bahan-bahan yang
sudah dikembangkan, dan secara konsisten menatap kedepan sesuai
visi yang telah ditetapkan.   
2
Meyakinkan tentang kesesuaian tujuan perubahan dengan rencana
strategis organisasi. 
3
Dimana tujuan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan orang lain akan
dengan senang hati terlibat didalamnya. 

4
Menentukan siapa yang akan memimpin perubahan. Pemimpin
harus mengomunisasikan visi secara evektiv kepada setiap orang
dimasing-masing tatanan. Jabatan organisasi dan berperan sebagai
pelatih, mentor, pendengar, dan mendukung kerja kelompok.
5
Memfasilitasi komitmen semua pihak yang terlibat (stakeholders).
6
Mengidentifikasi instrumen tujuan yang spesifik yang dapat
dipergunakan sebagai tolak ukur pencapaian perubahan.

7
Membangun suatu tim kerja yang solid. Tim kerja tersebut harus
mempunyai tanggung jawab yang jelas, mampu berkomunikasi dengan
yang lainya, dan juga mampu melakukan negosiasi dan penyelesaian masalah.

8
Melibatkan semua tim kesehatan yang turut serta dalam praktik
keperawatan profesional kepada pasien. Tim tersebut harus mendukung
dan terlibat dalam perubahan yang diharapkan oleh organisasi.
9
Belajar dari kesalahan masa lalu untuk mengindari kesalahan yang sama.
10
Mengajarkan kepada kelompok kerja tentang proses interaksi perencanaan
yang baik. Selalu mengembang sesuatu yang komprehensif.
Dengan mengomunikasikanya secara terus-menerus.


2.9.      Pedoman Untuk Pelaksanaan Perubahan

Untuk terlaksananya suatu perubahan, maka hal-hal yang tersebut dibawah ini dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan perubahan.

1.      Keterlibatan  
Tidak ada seorang pun yang mengetahui semuanya. Menghargai kemampuan dan pengetahuan orang  lain serta melibatkanya dalam perubahan merupakan langkah awal kesuksesan perubahan. Orang akan bekerja sama dan menerima pembaharuan jika mereka menerima suatu informasi tanpa ancaman dan bermanfaat bagi dirinya.

2.      Motivasi
Orang akan terlibt aktif dalam pembaharuan jika mereka termotivasi. Motivasi tersebut akan timbul jika apa yang sudah dilakukan bermanfaat dan dihargai.

3.      Perencanaan
Perencanaan ini termasuk jika sistem tidak bisa berjalan secara efektif dan perubahan apa yang harus dilaksanakan.

4.      Legitimasi
Setiap perubahan harus mempunyai aspek legal yang jelas, siapa yang melanggar, dan dampak apa yang secara administratif harus diterima olehnya.



5.      Pendidikan
Perubahan pada prinsipnya adalah pengulangan belajar atau pengenalan cara baru agar tujuan dapat tercapai.

6.      Manajemen
Agen pembaharu harus menjadi model dalam perubahan dengan adanya keseimbangan antara kepemimpinan terhadap orang dan tujuan/produksi yang harus dicapai.

7.      Harapan
Berbagai harapan harus ditekankan oleh agen pembaharu: hasil yang berbeda engan sebelumnya direncanakan; terselesaikanya masalah-masalah diinstitusi kepercayaan dan reaksi yang positif dari staf.

8.      Asuh (nurturen)
Bimbingan dan dukungan staf dalam perubahan. Orang memerlukan suatu bimbingan dan perhatian terhadap apa yang telah mereka lakukan, termasuk konsultasi terhadap hal-hal yang bersifat pribadi.

9.      Percaya
Kunci utama dalam pelaksanaan perubahan adalah berkembangnya rasa percaya antar tim. Semua yang terlibat harus percaya kepada agen pembaharu dan agen pembaharu juga harus percaya kepada staf  yang terlibat dalam perubahan.

2.10.  Change Agen

Dalam perkembangan karier profesional, setiap individu akan terpanggil untuk menjadi agen pembaharu. Menjadi agen pembaharu akan menjadi hal yang sangat menarik dan menyenangkan sebagai bagian dari peran profesional. Keadaan tersebut akan terjadi, jika anda merespons setiap perubahan yang terjadi di sekeliling anda (vestal, 1999).

  1. Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengontrol perilaku anda dan bagaimana cara anda mengelola perubahan. Anda dapat memilih sebagai pionir, penjelajah, dan seseorang yang berpikiran positif, serta pelaku dengan motivasi yang tinggi. Anda dapat mengawali proses perubahan dengan mengurangi / menghilangkan hambatan-hambatan dan memulainya setahap demi setahap. Hal ini tidak berat untuk melihat perawat dapat mengentrol prilaku tersebut, sehingga perawat akan menjadi pemimpin yang baik pada masa depan.

  1. Untuk menjadi seorang agen pembaharu yang efektif, anda perlu menjadi bagian dari perubahan dan tidak menjadi orang yang resisten terhadap perubahan, berpartisipasi aktif dalam perubahan yang sedang berlangsung akan menjadikan peran anda menjadi lebih bermakna dikemudian hari.


  1. Menyelesaikan setiap fenomena yang terjadi dan memilih hal-hal yang akan diubah. Perubahan bukan hanya hal-hal yang mudah, tetapi juga hal-hal yang memerlukan suatu tantangan. Sebagaimana orang bijak mengatakan ”siapa saja bisa berhasil menyeberangi dilaut yang terang, tetapi keberhasilan menyeberangi ombak akan mendapatkan penghargaan yang sesungguhnya”.

4.      Hadapilah setiap perubahan dengan senang dan penuh humor. Yakinkan bahwa perubahan bahwa perubahan adalah hal yang menantang dan menjadi agen pembaharu akan lebih sulit. Jika anda menjadi stres karena terlalu serius dalam perubahan tersebut, maka anda akan mengalami gangguan kesehatan. Keadaan tersebut berdampak buruk terhadap diri anda sendiri dan institusi tempat anda bekerja.

Selalu berpikiran kedepan dari pada hanya merenungi hal-hal yang sudah terjadi pada masa lalu (fix, the past). Berpikirlah suatu cara terbaru dan kesempatan untuk terlaksananya suatu perubahan. Belajar dari kesalahan, dan berpikir terus kedepan akan menjadikan anda seorang agen pembaharu yang sukses. Hal yang harus disadari adalah bahwa apa yang akan anda lakukan sekarang belum tentu dapat dipetik manfaatnya pada saat ini. Oleh karena itu, kesuksesan dalam perubahan harus disertai langkah-langkah antisipatif untuk kesuksesan institusi di masa depan.



2.11.  Respon Terhadap Suatu Perubahan

Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam meningkatkan prestasi atau penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan juga dipandang sebagai sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini didapat. Apakah seseorang memandang perubahan sebagai suatu hal yang penting atau negatif. Umumnya dalam perubahan sering muncul resistensi atau adanya penolakan terhadap perubahan dalam berbagai tingkat dari orang yang mengalami perubahan tersebut.Menolak perubahan atau mempertahankan status quo ketika berusaha melakukan perubahan, bisa saja terjadi. Karena perubahan bisa merupakan sumber stress. Oleh karenanya timbullah perilaku tersebut. Penolakan sering didasarkan pada ancaman terhadap keamanan dari individu, karena perubahan akan mengubah perilaku yang ada. Jika perubahan menggunakan pendekatan pemecahan masalah maka harus diberitahukan mengenai dampak yang mungkin timbul akibat perubahan. Faktor-faktor yang akan merangsang penolakan terhadap perubahan misalnya, kebiasaan,kepuasan akan diri sendiri dan ketakutan yang melibatkan ego. Orang-orang biasanya takut berubah karena kurangnya pengetahuan, prasangka yang dihubungkan dengan pengalaman dan paparan dengan orang lain serta ketakutan pada perlunya usaha yang lebih besar untuk menghadapi kesulitan yang lebih tinggi. Perubahan memang menuntut investasi waktu dan usaha untuk belajar kembali. Bila keperawatan yang sekarang berada pada proses profesionalisasi untuk menjadi sebuah profesi yang mandiri takut atau tidak siap dengan perubahan dan dampak yang mungkin ditimbulkannya, bagaimana profesionalisasi itu akan terjadi? Beberapa contoh ketakutan yang mungkin dialami seseorang dalam suatu perubahan antara lain : 1. Takut karena tidak tahu. 2. Takut karena kehilangan kemampuan, keterampilan atau keahlian yang terkait dengan pekerjaannya. 3. Takut karena kehilangan kepercayaan / kedudukan. 4. Takut karena kehilangan imbalan. 5. Takut karena kehilangan penghargaan, dukungan dan perhatian orang lain.


2.12.  Perubahan Dalam Keperawatan

Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan kemauan dan teknologi. Aplikasi perawat dalam perubahan antara lain:
1.  Memberikan pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan untuk selalu berubah kearah kemandirian.
2.      Melakukan perubahan kearah yang professional.
3.   Memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai dengan lingkup praktek keperawatan.
4.      Mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan.
5.      Menunjukkan jiwa professional dalam tugas dan tanggung jawab.



BAB III
PENUTUP

                  3.1 Kesimpulan
     
      Berdasarkan tinjauan teori pada bab II maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
6.      Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol-simbol yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide yang menyusun suatu rangka konseptual atau model keperawatan.

7.      Teori dan konsep perubahan sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori dan konsep kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan perubahan manusia dan lingkungan sekitar.

8.      Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang direncanakan yaitu suatu usaha sistematik untuk mendesain ulang suatu organisasi dengan cara melakukan adaptasi pada perubahan yang terjadi dilingkungan eksternal maupun internal untuk mencapai sasaran baru.

9.      Menurut Roger ada 5 tahap dalam perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan, evaluasi, mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial and Adoption).

10.  Untuk terlaksananya suatu perubahan, maka hal-hal yang tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan perubahan yaitu keterlibatan, motivasi, perencanaan, legitimasi, pendidikan, manajemen, harapan, asuh (nurturen), percaya

3.2 Saran

1.      Bagi mahasiswa diharapkan untuk dapat memahami konsep dan teori perubahan menurut Roger.
2.      Bagi mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan konsep perubahan pada pelayanan keperawatan.



DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Surabaya:                              Salemba Medika.

Nursalam (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan                            Profesional. Jakarta: Salemba Medika